Senin, 23 Juli 2012

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester 1. Kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu sekitar 60-80% primigravida, dan 40-60 % multigravida mengalami mual muntah namun gejala ini menjadi berat hanya pada 1 dari 1.000 kehamilan.
Kebanyakan kematian ibu dapat dicegah yaitu dengan pertolongan tepat pada dengan persediaan darah yang cukup, parenatal care yang diteliti kebersihan badan pertolongan aseptis dan dengan antibiotic.
Jadi bukan pertolongan waktu persalinan saja yang penting, tapi harus didahului oleh parenatal care yang baik dan disusul post partum care yang baik. Hal terakhir dapat dicapai dengan penerangan yang luas dan pendidikan kesehatan yang intensive kepada masyarakat.
Kehamilan merupakan proses yang akan terjadi bila 4 aspek terpenuhii adanya ovum dan spermatozoa serta terjadinya konsep dan nidasi multigravida ialah wanita yang sudah beberapa kali hamil.
Kehamilan trimester I adalah bila kehamilan umur 0-12 minggu. Masalah-masalah pada kehamilan trimester I adalah mual, muntah, pusing dan sakit pinggang.

2.1.1. Definisi
Kehamilan / hamil adalah apabila seorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi / dihamilkan sperma. (Christina, 1981 : 65)
Hamil adalah terjadinya pertemuan dan Kesenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani. (Sastrawinata,1983 : 100)
Multi gravidarum adalah : wanita yang hamil lebih baik dari satu kali 
(Sastrawinata,1983 : 186)
Trimester I adalah kehamilan pada umur 0 – 12 minggu.
(Manuaba. 1998 ; 135)
Hyperemisis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan minum hingga BB sangat turun, turgor kulit menurun dan timbul aseton dalam air kencing.
(Sastrawinata, 1981 : 84 / Obstetri Patologi)
Hyperemisis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana mual muntah yang menyebabkan pekerjaan sehari – hari ibu menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk. (Sarwono, 1997 : 273)

2.1.2. Etiologi
Kejadian Hyperemisis Gravidarum belum diketahui dengan pasti, tetapii beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Faktor Adaptasi Dan Hormonal
Pada waita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hyperemisis gravidarum, kehamilan ganda dan mola hidatidosa menimbulkan dugaan bahwa faktor hormonal memegang peranan karena dibentuk chorionik sonadotropin hormone yang berlebihan.
b. Faktor Organik.
Masuknya feli khomonis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta sesistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan.
c. Faktor psikologik
Besar kemungkinan bahwa wanita menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian Hyperemisis Gravidarum. Dengan perubahan suasana dan MRS penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang.
d. Faktor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan vili, kortalis yang masuk kedalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian Hyperemisis Gravidarum.
(Manuaba, 1998 : 209 – 210)
2.1.4. Gejala Klinis Hyperemisis Gravidarum
Terjadi dalam tiga tingkatan 
a. Hyperemisis Gravidarum tingkat pertama.
Muntah berlangsung terus, makan berkurang, berat badan menurun, kulit dehidrasi – tonus lemah, nyeri dibawah epigretrium, tekanan darah turun dan nadi meningkat, lidah kering, mata tampak cekung.
b. Hyperemisis Gravidarum tingkat kedua
Penderita tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin tampak cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor, tekanan darah turun, nadi meningkat, berat badan makin menurun, mata ikterikgejala himo konsentrasi makin nampak: Urina berkurang, badan asetin, dalam urine meningkat, terjadinya gangguan baung air besar, mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis, nafas kerbau aseton.
c. Hyperemisis Gravidarum tingkat ke tiga 
Muntah berkurang, keadaan umum wanita hamil makin menurun (tekanan darah turun, nadi meningkat, suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas, gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi iktens, gangguan kesadaran dalam bentuk somnoler sampai koma, komplikasi susunan syaraf, pusat lensefalopati werniche) nistagmus, perubahan arah mata, diplopia gambar tampak ganda, perubahan mental. (Manuaba, 1998 : 210 – 211)


http://midwiferodyawati.blogspot.com/2011/04/hiperemesis-gravidarum.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aplikasi Resusitasi Jantung Paru (RJP)

1. Jika kita melihat pasien/korban yang tergeletak tampak tidak, pertama kali yang kita harus lakukan adalah memastikan bahwa lingkungan di...